Kamis, 13 Mei 2010
Jendelaku basah,
ternyata awan, dia menangis,
setelah lama dia mendung,
akhirnya airmatanya jatuh juga,
beban berat yang dipikulnya kini mulai terasa lenyap,
dialah yang tadinya tegar,
meski tugasnya berat, melindungi sang bumi dari raja panas,
meski terik selalu dirasakannya,
walau mungkin sakit tertusuk panas,
namun dia dia tak pernah hilang,
hanya kini,
dia tak sanggup menahan semua itu,
ia tumpahkan semua jenuh, sakit, dan lelahnya,
lewat derai airmatanya,yang jatuh satupersatu,
tangisnya yang tak sanggup ditampung siapapun,
tangisnya yang dapat meredupkan terik raja panas,
tangisnya yang tak pernah dipedulikan,
namun dia kan tetep dilangit,
dalam tugasnya melindungi sang bumi.
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)